kuulang di kepala, bagaimana jumpa seolah timba temukan kita dan angkat kita dari perigi mimpi
tatapan mata yang selintas
entah malu entah takut
pada jam yang berjarum tajam
kita saling hantamkan senyuman
budak masa tertawakan kita
saat resmi jadi tawanan
terikat pada kata-kata cepat, kekaguman yang tersesat
beda itu tentang jarak, juga waktu
rindu itu malu-malu
norma jadi irama,
berdalih keindahan ketukan, langgar saja
interval pun jadikan tumbal
harapan bisa menjadi makhluk tanpa usia
tentu sia-sia
bukankah sejak awal penciptaan goda iblis itu nikmat kekal yang bunuh waktu dan kefanaan?
Muntilan, 29/01/2020
Rabu, 29 Januari 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar