Jumat, 22 Mei 2015

Topeng wajah topeng persepsi.

Semua kita kenakan topeng, mungkin. Itu jika topeng kita maknai sebagai peranan yang kita ambil. Bukan hanya peranan melainkan juga persepsi orang lain atas diri kita yang sengaja ingin kita bangun. Lalu apakah lalu kita hipokrit saat mengenakan topeng? Mungkin itu bergantung pada seberapa beda persepsi yg kita bangun itu dengan substansi kenyataan yang ada dalam diri kita.

Walau ada yang berdalih tidak masalah jika berbeda, selama anggapan atau persepsi yang kita inginkan itu justru lebih rendah dari pada substansi kenyataan yang ada dalam diri kita. Karena itu artinya rendah hati kan? Entahlah benar atau tidak.

Namun ada pula yang berdalih untuk tetap kenakan topeng, karena menurutnya isi yang sebenarnya dirinya tidaklah menarik. Ia khawatir mereka yang melihat saat ia tak kenakan topeng akan beranjak meninggalkannya.

Dengan alasan yang manakah kita masih kenakan topeng? Atau adakah rencana membuka topeng? Kapan? Ataukah sebenarnya memang sudah tak lagi kenakan topeng?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...