Bicaralah tentangku,
terduduk aku menyimakmu
tentang percakapan bernas
tentang pertikaian pandangan
tentang simbol dan batas yang memburam
tentang telaga yang riaknya nyaris tak terbaca.
Bicaralah sebagaimu,
lalu abaikanku, abaikan anggapanku nanti
tentang semburat cahaya tiba tiba itu
tentang air mata yang tertanam di pangkal otak
tentang mana yang kau nyamankan
tentang nama yang kau samarkan.
Namun tiba tiba saja terik -
kilatan tajam
menguliti ingin yang tersembunyi
Obsesi yang seolah virus menyembunyi dalam perhatian.
Teruskan saja,
rembulan sayu malu
berulang terkalahkan - seolah terkalahkan
padahal sekedar terbantahkan....
sebenarnya.
Bola mataku adu dengan cahayamu
membinar dalam kerjap bintang
Perih cahyanya menembus retina
namun kutahan namun kutahan
perlahan perlahan menjadi telaga air mata
sejuk
sejuknya menenggelamkan kami.
Sekian.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Jumat, 22 Mei 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar