Jumat, 22 Mei 2015

Senandika 2

Sinar lampu tusuk mata
Yang terdengar suara berat
Interogasi diri.

Jangan main main... ini sidang nurani
Jari telunjuk persis mengarah ke dahi....
Merasa idealis kenyataannya tidak...
Dusta tapi sopan.
Kau tahu kenapa?
Itu karena sebenarnya kau bukan orang baik baik.
Lalu senyap.

Sorot lampu masih menusuk mata
Kornea lelah mengerjap... air mata mulai mengering.

Suaranya masih berat, seperti peti penuh isi... terseret.
... namun mulai lebih lembut.

Aku tak ingin memenjarakanmu,
Aku hanya khawatir.

Dengan mata yang kerontang itu ia kembali terisak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...