Jumat, 22 Mei 2015

Senandika 5

Lampu panggung dinyalakan...
Berdiri sendiri.
Kumulakan dengan tarikan nafas
lalu nafas berat
semua harus disampaikan
seburuk apa pun mungkin yang akan terlahir
ini keniscayaan yang dibutuhkan
karena duga terlahir dari ruang kosong yang dibangun antara pemahaman dan ketidaktahuan
lebih baik tak lagi ada ruang kosong kan....?

Menaburkan aku pada mimpi yang resah,
bahwa luka dipilihkan adalah luka yang sama pedihnya
tinggal ku ukur mana yang lebih ringan mana yang lebih santai.

Dan senja mencengkeram hati,
akal sehat tersenyum penuh kemenangan.

Aku pikir kita telah menemukan plot cerita yang tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...