Sabtu, 13 Desember 2014

Filodiri

Saat malam, saat bercakap dengan diri. Kita ada dalam dimensi ruang dan waktu.  Ada di waktu sekarang itu berarti sebelum nanti dan setelah tadi. Kini itu karena tadi dan untuk nanti.

Pemahaman kita bermula dari ketidaktahuan yang memicu pencarian. Berterima kasihlah pada ketidaktahuan kita.

Pencerahan kita bermula dari pekatnya gelap yang membuat pupil mata sesuaikan diri. Terang lahir dari gelap.

Selalu ada alasan di setiap perbuatan. Alasan yang masuk akal dan alasan yang sebenarnya. Memahami alasan yang sebenarnya membuat kita tenang, sebaliknya alasan yang masuk akal terkadang sesatkan langkah.

Masuk akal tak lalu benar. Karena akal demikian terbatas. Yang diketahui oleh akal sedikit sekali dibanding yang tak diketahuinya.

Jangan bangga jika pandai berkata kata, karena kata bisa sedemikian naif dalam menyembunyikan alasan yang sebenarnya.

Kata itu hanya kemasan untuk alasan masuk akal bersembunyi, sedangkan fakta itu baru wilayah alasan yang sebenarnya.

Karenanya saat tak lagi populer itu hal yang layak disyukuri, karena akan berkurang potensi mencari-cari alasan yang masuk akal, hingga dapa fokus pada alasan yang sebenarnya.

Wallohu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...