Saat malam, saat bercakap dengan diri. Kita ada dalam dimensi ruang dan waktu. Ada di waktu sekarang itu berarti sebelum nanti dan setelah tadi. Kini itu karena tadi dan untuk nanti.
Pemahaman kita bermula dari ketidaktahuan yang memicu pencarian. Berterima kasihlah pada ketidaktahuan kita.
Pencerahan kita bermula dari pekatnya gelap yang membuat pupil mata sesuaikan diri. Terang lahir dari gelap.
Selalu ada alasan di setiap perbuatan. Alasan yang masuk akal dan alasan yang sebenarnya. Memahami alasan yang sebenarnya membuat kita tenang, sebaliknya alasan yang masuk akal terkadang sesatkan langkah.
Masuk akal tak lalu benar. Karena akal demikian terbatas. Yang diketahui oleh akal sedikit sekali dibanding yang tak diketahuinya.
Jangan bangga jika pandai berkata kata, karena kata bisa sedemikian naif dalam menyembunyikan alasan yang sebenarnya.
Kata itu hanya kemasan untuk alasan masuk akal bersembunyi, sedangkan fakta itu baru wilayah alasan yang sebenarnya.
Karenanya saat tak lagi populer itu hal yang layak disyukuri, karena akan berkurang potensi mencari-cari alasan yang masuk akal, hingga dapa fokus pada alasan yang sebenarnya.
Wallohu a'lam.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Sabtu, 13 Desember 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar