Rabu, 10 Desember 2014

Angin berdesir

Angin berdesir sepanjang hari....
dan detak jantung menjadi tak beraturan
betapa gelora itu tak sanggup ditahan....
menerjang hingga poranda tirai norma...

Dan demikianlah jangkar itu dilemparkan,
karena setelah itu hati jadi demikian terikat. Keseluruh hari menjadi penuh olehmu.

Dan percakapan pada nurani
yang membuyarkan bangunan mimpi
karena malu ternyata selalu punya ruang dan waktu,
untuk bersembunyi untuk kelak bangkit memimpin hari.

Angin berdesir, juga aku berdesir
Sehari penuh
Penuh olehmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...