dua orang kekasih duduk berhadapan di suatu senja, dan matahari merah itu menjilati ubun-ubun mereka.
"Mas, tahu ndak cerita apa yang sedang aku pikirkan untuk aku tulis jadi cerita saat ini?"
lelaki itu mengernyitkan kening, ia menatap sang kekasih dan ia paham pertanyaan itu bermakna perintah "kau harusnya tahu apa yang sedang aku pikirkan"
maka ia terpaksa menjawab "Mungkin tentang seorang gadis yang sedang duduk di bawah senja dan bertanya pada kekasihnya tentang apa yang sedang ia pikirkan untuk ditulis jadi cerita, dan sang kekasih pun bercerita tentang sepasang kekasih di suatu senja yang sedang bercakap cakap saling menebak apa yang mereka pikirkan."
lalu mereka berdua terus bertanya dan bercerita tentang tebak-tebakan isi kepala, dan ternyata antara tahu dan tidak tahu adalah candaan hidup yang memang panggung sandiwara.
mereka suka. menemukan bahan berbincang yang tak habis-habis. bahkan sampai senja sekarat dikerat-kerat malam.
Magelang, 11/11/2019
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Minggu, 17 November 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar