ia sibuk mencari cara bagaimana paham bersemayam
karena hari-hari runyam
lapar menggigiti lambung kapal siang dan malam
hujan tanpa halang hajar mimpi perlahan tenggelam
tanpa kerja, hanya mengais tangis
anak-anak bermain di tanah lapang sampah
tawa tawa kecewa
harapan tertawan di balik langit kelam
kemiskinan seperti demam
tak tersembuhkan jika hanya diam
ia mulai dengan hamparan tikar dan papan tulis
menggoda anak-anak datang dengan mimpi berlapis
dari kata yang mereka tulis
hingga aksi berbaris-baris
ia hanya ingin kembali membuka layar
bahwa gerbang masa depan masih terbuka lebar
ia menanam benih ide-ide besar
ia menebar titik api semangat, esok kan berkibar kobar.
Magelang, 20/11/2019
Poetoe
(setelah membaca dua buku tentang para relawan pendidikan)
Rabu, 20 November 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya buku "percakapan tentang rindu dan waktu" tiba di rumah, siap dikirim buat teman-teman yang sudah pra pesan. Seneng rasan...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
"Pagi gelap, seakan matahari telat terbit padahal ia hanya sembunyi di balik mendung; walau gelap, orang2 tetap bergerak cepat, jd inga...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar