Minggu, 17 November 2019

Du

(1)
seperti berkenalan setelah lama saling mengenal
ketika jendela tersibak dan warta sigap ku tangkap jadi sapa
boleh kuinjak marka?
angin pun tak sediakan jawaban
harapan berlari sembunyikan kata-kata

telah kupintal proposal
terpicu oleh tanda-tanda yang kau lepaskan
dan langit menyimpannya dalam kanvas ingatan
kita sama menatap di tempat yang sama
tapi terjarak
bertukaran bahagia
berbagi kenakalan
mengeja goda pelan-pelan

dan jumpa gagal kita panen
tumbuhan perdu rindu itu terserak
tersapu badai kenyataan
tak harus jumpa memang
mungkin memang tak harus jumpa
irama lagu kita semakin cepat
seperti chorus yang terulang
dan jerit kau meminta melambat

cukup Pu!

(2)
seperti dua larutan kimia yang tak boleh bertemu dalam satu cawan,
akan ada reaksi berbahaya,
meletup, bahkan meledak.
pilih mana?

seperti karna dan arjuna
saudara yang harus berhadapan
pada baratayuda,
pertemuannya adalah api,
percik pedang beradu,
anak panah dan tombak yang tertancap,
darah anyir di tanah lapang.
masihkah ada pilihan?

jika terus begini, apa pantas dilanjutkan?
setiap sapa hanya nyala api yang didihkan air di bejana.

jendela justru dipaksa terbuka
hei...

cukup, Pu!

2019
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...