Minggu, 17 November 2019

Pualam sepi

terpejam
yang tersisa hanya aku dan waktu
aku dengan detak jantungku
dikurung dalam kotak-kotak: yang lalu, kini dan nanti

bayangan silam berbaris dalam temaram
menjadi satu dalam tumpukan keping-keping ingatan
aku mencari cari yang kuperlu
untuk aku peluk
menemaniku di hari ini

berharap temukanmu saat mula mula kita bertemu
saat menyapa menjadi begitu berharga
hanya curi-curi tatap saja
lalu tertunduk lagi dalam diam yang legam

kita menjadi dua titik yang saling enggan bergerak mendekat,
namun juga tak sanggup untuk menjauh
terjebaklah kita dalam lukisan luka
atas rasa yang tersekap dalam diam lalu mencemar menjadi virus yang menyakiti tubuh

cinta memang layak jadi derita
saat tak mampu kita jadikan cerita
ada di mana kita
mau seperti apa kita

terkadang pilihan bodoh itu yang kita ratapi
menjadi pualam sepi
memaku kaki di tepi
tanpa bertemu saling menggenapi.

Poetoe, 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...