Jumat, 11 Mei 2018

debar terbang menggelepar

menitipkan debar pada angin malam
di sepanjang jalan bebas hambatan
terbangnya kusaksikan
berkelebatan serupa bulu terhembus angin

debar yang kutitipkan itu adalah rindu yang mencemburu
kehangatan ingin bertemu namun terburu buru
ada serpihan gelora api kecil
ketakutan kehilangan yang berlebihan

debar yang tertiup angin itu mengangkasa
gagah ia di hitam langit malam
perkasa mengangkangiku dan kesepianku
mendongak menatapnya resah

apakah debar itu kan sampai padamu?
sedang jarak mematah harapan
dan waktu memutus impian

masihkah bisa bertahan?

debar itu menggelepar di hamparan awan gelap
dan nanap aku menatap dengan air mata berkilap
sendiri yang ranum
meski di tengah ramainya penumpang.

Jelang bekasi, 29032018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...