menitipkan debar pada angin malam
di sepanjang jalan bebas hambatan
terbangnya kusaksikan
berkelebatan serupa bulu terhembus angin
debar yang kutitipkan itu adalah rindu yang mencemburu
kehangatan ingin bertemu namun terburu buru
ada serpihan gelora api kecil
ketakutan kehilangan yang berlebihan
debar yang tertiup angin itu mengangkasa
gagah ia di hitam langit malam
perkasa mengangkangiku dan kesepianku
mendongak menatapnya resah
apakah debar itu kan sampai padamu?
sedang jarak mematah harapan
dan waktu memutus impian
masihkah bisa bertahan?
debar itu menggelepar di hamparan awan gelap
dan nanap aku menatap dengan air mata berkilap
sendiri yang ranum
meski di tengah ramainya penumpang.
Jelang bekasi, 29032018
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar