Rumahku surgaku. Surga di dunia ini mestinya ya di rumah. Karenanya saat kita punya masalah dengan pasangan hidup kita maka kita akan kehilangan surga kita. Tak hanya pasangan kita, anak-anak, sanak keluarga juga sangat mempengaruhi surga kita di dunia.
Dalam membangun surga ini, tentulah komunikasi mengambil peran penting. Terlebih saat aktifitas pekerjaan kita menyita waktu kita, mengurangi saat bersama dengan mereka. Harus disiasati, bagaimana interaksi dengan mereka tetap baik dan efektif. Karena sekali ini tentang surga yang sedang kita jaga.
Rumahku surgaku. Tempat di mana rehat jasmani juga ruhani. Tempat canda menjadi energi, tempat menikmati banyak hal sederhana menjadi indah.
Sudahkah benar-benar kau rasakan, bahwa rumahku memang surgaku?
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Kamis, 06 Agustus 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar