Selasa, 18 Agustus 2015

Cara bahagiaku

Bagaimanakah membuat diri bahagia? Ini mungkin memang egosentris, namun tidak lalu tak memikirkan orang lain. Karena ada keyakinan bahwa jika aku bahagia pastilah orang-orang di sekitarku ikut bahagia.

Menjadi tak mudah mencari cara aku bahagia jika selama ini aku lebih banyak memikirkan kebahagiaan orang lain. Berdalih sanguinis, selama ini sibuk menjaga kenyamanan sekitar. Semua harus merasa oke. Bahkan saat harus lakukan hal-hal yang tidak aku sukai. Slogannya "pura-pura bahagia". Kepura-puraan yang terkadang keterusan. Kebahagiaan semu. Terlihat aslinya saat malam datang. Mata tak mudah terpejam. Detak jantung menjadi tak beraturan. Sesekali tubuh terlonjak tanpa sebab. Hati menjadi sedih atas hal yang tak dimengerti.

Semua ini mungkin karena topeng. Terlalu lama kenakan topeng. Terlupa wajah aseliku. Saat sendiri, saat malam, adalah saat kenakan wajah aseli. Dan yang terasa saat dalam keaselian adalah penyesalan. Terlalu banyak tertawa yang tak perlu, terlalu banyak kesia-siaan yang tak harus terjadi.

Kesedihan yang berulang nyaris sebanyak kebahagiaan semu di siang tadi. Jadi seolah membayar lunas saja.

Aku harus segera berbenah. Membuka benar-benar topengku. Dan fokus pada kebahagiaanku saja. Sementara abaikan kepentingan pihak lain. Sementara tentunya. Sembari yakinkan bahwa kebahagiaanku adalah pintu kebahagiaan untuk orang lain. Semoga.

Aamiin.

Poetoe / 19 Agustus 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...