
pada pusaran waktu
liat kita menabik nabik
terseret sajalah
Jarak atas tempat atau waktu
apatah beda
Hati bergerak detak
seolah medan magnet
berharap berdekat
namun apa daya
Berdiri saja
berdiam atas kegalauan
karena mendekat pun hanya bimbang yang kan ditemui
lalu sumbang lah angin yang menampar
lalu kering lah nafas yang terhirup
Demikianlah
waktu mengguruiku
tentang lalu
tentang keterlambatan
tentang kesalahan membaca firasat
.
Pancoran, 22/11/2016
Poetoe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar