Minggu, 10 Januari 2016

sepenggal pertemuan


Aku menemukannya lagi, dalam endapan sisa kopiku. Ia menatap ku lama. Seperti bertanya mengapa lama tak aku sapa.

Aku merasa bersalah. Hingga kuputuskan tak mengahabiskan sisa kopiku itu. Ku bawa saja ia ke wastafel, ku siram air kran, terbawa ia entah.

Ternyata ia tak hanyut, karena justru melompat sesaat sebelum tersiram air. Melompat ke daun telingaku.

Lalu merayap ke liang otakku.

Aku jadi mengingatinya. Teringat sangat. Padahal sewindu sudah berlalu sejak pertemuan pertama kami. Dan pertemuan kedua sekaligus pertemuan terakhir kami pun sekitar lima tahun lalu. Lama, sudah sangat lama.

Tapi apalah arti jarak saat ingatan itu mengikat. Terpenjara setiap kerjap mata saat itu.

Demikianlah, ada satu sore saat aku paksa kembali memutar rangkaian adegan 8 tahun dan 5 tahun lalu itu, sementara aku tak yakin ia pun masih mengingatinya.

Tak penting memang. Tak penting memang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...