Diam.
Aku tersungkur oleh Parang kata
Telah terhunus lama namun baru kini kurasai.
Biasanya kata lalu berbalas kata
Saat ini tidak, kata lalu biarlah diam
Sepi adalah semesta
Yang bahkan dengung pun tidak
Seperti sebuah siang saat kita duduk mengapit dua gelas kopi. Aku hanya bilang, aku lelah. Lelah berbicara. Siang ini aku ingin mendengar.
Mendengarkan saja.
Dan bahasa kekekalan yang bernama diam itu menjadi tembok, tempat ratap dan kemarahan itu membentur. Saja.
Poetoe
Jakarta, 18 Januari 2016
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar