Terulang kembali, malam yang penuh mimpi dan bayang - bayang masa lalu.
Seperti ada pada garis waktu, dan begitu banyak noktah di sana. Kejadian yang dikemas dalam balutan kenangan. Tiba-tiba beberapa adegan terulang demikian detail. Walaupun tak runut sesuai urutan waktu. Sehingga aku bisa mainkan bayang bayang itu seolah mozaik. Aku pasang pasangkan.
Aku pilah sesuai jenisnya. Malam ini aku fokus pada folder kesalahan. Dan ternyata pada tumpukan kisah di folder itu, ada keserupaan pada sebab dan pemicunya. Ini menunjukkan bahwa aku tak pandai belajar atas kesalahan. Hiks.
Hingga dini hari. Aku masih sibuk dengan beberapa fragmen dari masa laluku. Beberapa memang menakjubkanku. Betapa cerdiknya aku merencanakan kesalahan kesalahan itu. Cerdik namun bodoh. Untuk apa kesalahan itu direncanakan?
Keringat nyaris menetes. Kerja otakku meningkat. Hingga terasa sedikit nyeri di kening. Rasanya memang tak mungkin ku selesaikan sendiri. Aku butuh bantuan-Nya. Dengan memohon restu dan juga ampunan-Nya.
Aamiin.
Poetoe
Dini hari 6 Januari 2016
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Selasa, 05 Januari 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar