Rabu, 29 Januari 2020

Semenjana Senja

menyusun mozaik
dari kepingan temu
satu-satu
kelas, kafe, lalu ditelan senja

menghimpun kenangan
dari remah senyum
satu-satu
sapa, tatap, lalu digenggam malam

angin mengusap pipi
kisah itu menyapa mimpi
kehilangan dan nama yang sama
pertemuan dan kebetulan

bincang terjebak di batas buku
secangkir kopi dan jejak genang di meja kenang
berdua melepas harap terbang dengan sayap-sayapnya

kisah ini tak tercatat
sengaja dibuang di selokan lupa
tapi tak hilang
karena kelopak mata itu sempat mengerjap bersama, dekat.

2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...