Tiba tiba aku ketakutan,
seolah lampu mati dan tak ada satu pun cahaya,
sementara lolongan srigala demikian dekat....
Ketakutan bukan hanya karena srigala itu mengancam nyawa,
namun juga kekhawatiran, bahwa diri ini pun bagian dari buasnya binatang itu.
Terlepas kendali diri,
lalu lakukan kebodohan.
Kebengisan atas peran mulia yang seharusnya diemban....
Tersadar namun terlambat,
sauh telah diangkat, layar telah berkibar....
Badai di depan tak lagi bisa dielakkan.
Aku takut.
Dalam senja yang menggelepar dikunyah malam, aku memintamu.... bantu aku.
UKI, 03/02/2017
Poetoe.
Selasa, 14 Maret 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar