Mengerutkan kening, di tepi sungai belakang rumah. Saat terik menggaruk
ubun ubun. Ada kegaduhan logika, saat sebagian terseluruhkan, emosi
terkadang menutup ruang. Seolah hanya salah saja.
Adil ternyata tak mudah. Bahkan pada diri.
Dan riak air yang aku nikmati, iramanya selaras dengan debur jantungku. Debaran yang terpicu oleh larutan kopi hitam segelas penuh.
Aku mengerti jika ingin selamat dari labirin logika ini, aku harus semenjana. Memberi ruang yang memadai atas keyakinan dan keberpasrahan.
Muntilan, 4/4/2017
Poetoe
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Kamis, 16 Maret 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar