Kamis, 16 Maret 2017

Mengerutkan kening, di tepi sungai belakang rumah. Saat terik menggaruk ubun ubun. Ada kegaduhan logika, saat sebagian terseluruhkan, emosi terkadang menutup ruang. Seolah hanya salah saja.

Adil ternyata tak mudah. Bahkan pada diri.

Dan riak air yang aku nikmati, iramanya selaras dengan debur jantungku. Debaran yang terpicu oleh larutan kopi hitam segelas penuh.

Aku mengerti jika ingin selamat dari labirin logika ini, aku harus semenjana. Memberi ruang yang memadai atas keyakinan dan keberpasrahan.

Muntilan, 4/4/2017
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...