Sudah lama kata terlelap.
Kini terbangun lagi.
Mungkin karena alunan musik ini.
Jenis musik yang lama aku benam saja dalam palung jiwa.
Entah bagaimana masih saja bisa bertahan.
Terkadang yang kau jaga justru rusak.
Sebaliknya yang kau biarkan justru bertahan.
Siapa sangka. Duga dan kira memang tak punya banyak peran dalam kenyataan.
Bagaimana hari itu terjadi.
Kita serupa partikel yang teraduk dalam cawan hidup.
Dari ribuan mungkin kita terpilihkan bertatapan dalam satu nyata.
Suara berat.
Seperti nada rendah dalam gitar bass.
Lalu tersenyum, berterimakasih.
Itu saja.
Halte transjakarta-kuningan barat. 10/3/2017
Poetoe.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Kamis, 16 Maret 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar