Kamis, 16 Maret 2017

Nyawa #4

Berkendara di bawah terik.
Tak merasakan kantuk, namun kesadaran seperti api lilin yang nyaris padam.
Harus rehat.
Walau hanya dua rakaat.
Terpejam sesaat, rasakan gerak darah.
Bahkan pembuluh di kelopak mata demikian jelas, terlihat dan terasa gerak darahnya.

Nyawa entah di mana?
Di nadi, jantung, atau lipatan benak dalam rongga kepala?
Mungkin juga di Bandung.

Jadi aku letakkan saja sejenak.
Mencoba lepas dari semua rasa.
Penat, rindu, juga halusinasi.
Aku merayuMu, jangan jauh dariku.....

Mushola kecil di rest area, 11/03/2017
Poetoe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bisa Jadi Prolog

"Jika benar kau pemerhati hal-hal sederhana, maka apa yang paling tercatat di mula pertemuan kita dulu?" Mungkin jawabannya adalah...