Terbatasi itu menjadi energi. Iya, energi potensial. Karena saat tertahan ada energi gerak yang menjadi diam, menunggu momentum untuk bergerak. Entah mengubah arah atau perlahan mendobrak batas. Saat penuh batas maka sebenarnya kita sedang mengumpulkan energi.
Seperti seni di dunia Islam yang mendapatkan batasan dalil tentang lukisan dan patung justru melahirkan karya seni rupa yang lain berupa seni tata ruang dan bangunan yang luar biasa. Juga seni kaligrafi. Energi kreasi yang terbungkam terkadang menjadi energi untuk berkarya yang lebih indah.
Mungkin demikian halnya tentang rindu, tertahannya sebuah pertemuan akan melahirkan rasa rindu. Semakin ditahan ia malah semakin dahsyat. Dan cara mengobati rindu juga membutuhkan energi kreatif yang giat mencari ruang saat kesempatan bertemu itu terus terbendung.
Demikianlah mungkin bagaimana rindu terlahir dan digemari.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar