Rabu, 04 Februari 2015

Energi potensial rindu

Terbatasi itu menjadi energi. Iya, energi potensial. Karena saat tertahan ada energi gerak yang menjadi diam, menunggu momentum untuk bergerak. Entah mengubah arah atau perlahan mendobrak batas. Saat penuh batas maka sebenarnya kita sedang mengumpulkan energi.

Seperti seni di dunia Islam yang mendapatkan batasan dalil tentang lukisan dan patung justru melahirkan karya seni rupa yang lain berupa seni tata ruang dan bangunan yang luar biasa. Juga seni kaligrafi. Energi kreasi yang terbungkam terkadang menjadi energi untuk berkarya yang lebih indah.

Mungkin demikian halnya tentang rindu, tertahannya sebuah pertemuan akan melahirkan rasa rindu. Semakin ditahan ia malah semakin dahsyat. Dan cara mengobati rindu juga membutuhkan energi kreatif yang giat mencari ruang saat kesempatan bertemu itu terus terbendung.

Demikianlah mungkin bagaimana rindu terlahir dan digemari.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...