kau seperti jendela pada rumah di pedesaan
jendela yang menghubungkan mata ini dengan alam segar, dominasi warna hijau, dan tercium aroma rumput berembun
jendela yang manjakan mata dan hati
maka aku memandangmu
menatap lama
mencari cari setiap titik indahnya
menghisapnya perlahan
lalu meletakkannya di bilik benak
sampai kau palingkan wajah
matahari tiba tiba padam
terlebih saat wajah itu tiba tiba berbalik
dan api itu menyala
membakar harga diriku
membakar serpihanku
sisa sisaku mengarang legam
aku hilang.
Jakarta, 27 Juli 2018
Poetoe
Rabu, 08 Agustus 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
kau lihatlah dari sini, dari sisi langit agar luas bumi tersekap utuh di retina mata dan tak lagi ada masalah sulit hanya tersisa remah r...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar