Rabu, 08 Agustus 2018

hilang

kau seperti jendela pada rumah di pedesaan
jendela yang menghubungkan mata ini dengan alam segar, dominasi warna hijau, dan tercium aroma rumput berembun
jendela yang manjakan mata dan hati

maka aku memandangmu
menatap lama
mencari cari setiap titik indahnya
menghisapnya perlahan
lalu meletakkannya di bilik benak

sampai kau palingkan wajah
matahari tiba tiba padam
terlebih saat wajah itu tiba tiba berbalik
dan api itu menyala
membakar harga diriku
membakar serpihanku
sisa sisaku mengarang legam
aku hilang.

Jakarta, 27 Juli 2018
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...