Berlarian siang seperti berlomba,
enggan mendapat gelar pecundang......
Melepas lalu menangkap seperti nada yg dimainkan,
kenikmatannya pada interlude; kadang.
Saat terik pun terkadang gulita pada hilangnya kesadaran,
karena tanggul itu harus segera dialirkan
Bagaimana akan kau beri makna, pada siang yg kerontang ini?
Pertaubatan atau kesadaran akan kelemahan diri?
Seperti ajakan untuk memainkan bisikan sebagai alunan senandung kesedihan,
pada cahaya yg terlalu terang, pada hening yg tiba-tiba.
Entahlah...
Minggu, 01 Juni 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar