Ketika sengkuni keluar dari layar, lalu rebut kekuasaan dalang...
kepura-puraan pun menjadi arus utama, dan dusta menyemesta
Seperti cinta yang kehilangan pegangan, terseret oleh dengki juga ambisi, tertatih tatih nyaris tersuruk.
bagaimana tidak, jika kata-kata mencercau di semua media. Padahal dusta, padahal jelas pura-puranya, pembaca dan pemirsa ndomblong
mana berita mana cerita tak lagi beda. Blaik! mending menatap langit senja saja. Muak dengan topeng itu....
arus utama sudah mulai kotor, tak lagi jelas ke hilir yang mana. Mungkin memang saatnya beranjak, keluar dari lumpur jijik ini.
Bersama senja, semua menjadi semakin nampak jelas. Bahwa ini polah sengkuni yang menjelma jadi dalang. Terlihat senyum jahat dibalik topeng.
Yang tersisa hanya rapal doa, benamkan mereka saja ya Tuhan dalam lubang gelapmu, agar langit kembali terang
#nDalangSore
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar