Senin, 10 Februari 2020

*Peri Sendiri*

oleh: _nugroho putu_

ada peri di setiap hari mengikat pekat, mengumpulkan remah resah, menjadi pencatat di bincang remang, memunguti cerita perih yang tersisih

pertemuan pertamaku saat peri itu terjebak terbang membentur kaca kamar kecil lalu tersangkut di wastafel, aku mencuci tangan dan sayapnya terpercik air. aku membasuh muka, ia kibaskan sayapnya air beterbangan.

peri dan aku kembali duduk di kafe malam ini, aku menikmati kopi, ia menikmati kata-kata yang berhamburan, bersama air mata, dan canda getir tentang kesendirian.

peri kembali terbang sendiri, membawa setumpuk berkas kesedihan, dan tindasan berkas itu ditinggalkan di laci hatiku, tiba-tiba saja kesendirian teraduk dalam kopi sepiku.


Muntilan, 07/02/2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...