oleh : _nugroho putu_
kita hanya pemulung,
memunguti remah katakata terserak
merekat-rekatkan makna dalam ikatan teori
saat yang sama gelisah basah itu ikut terbawa
menggumpal lembab di kantong hati
kita hanya menata ulang,
bangunan lama para pemuja
tak sempurna
ada salah baca, ada salah duga
jadi kerak dalam benak
picu sengketa jadi bara amarah
kita hanya pemungut sisa-sisa,
dengan aroma lembab gelisah basah
dan bara prasangka berkilat menyala
benih perang tak sengaja dilahirkan
anyir darah dan puing kehancuran telah terbayang.
Temanggung, 03/02/2020
Senin, 10 Februari 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar