Senin, 02 September 2019

Pertarungan kata

Kita butuh terpejam sesaat, setelah kata-kata berhamburan dalam bincang sore itu.
Teringat dulu saat Rasul dibebani pesan wahyu, dan titipan kata-kata yang berat itu, maka Tuhan perintahkan tugas tambahan untuk terbangun tengah malam, sujud dan berdoa.
Pertarungan butuh bekal dan amunisi, juga dalam pertarungan kata-kata, butuh endapan pikiran yang bernas dan jernih hati. Pejam dan rapal dzikir adalah energi.

Kita butuh sandaran jiwa, dalam lepas tengah malam, agar sempat istirahkan hati, walau sekejap.
Diam itu ada terang benderang pelita, seperti momentum emas saat mozaik teka teki hidup itu tiba-tiba tersusun. Klik. Semua menjadi mudah.

Sakinah jiwa, muthmainnah hati, bashirah pikiran. Paripurnalah kontemplasi dan meditasi ini.

Aamiin.

Bis transjakarta, 02092019
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...