Matahari senja yg sama,
yang memandangi kita juga mereka kaum sebelum kita....
Dari jaman ke jaman,
para perantau, jalani hidup sebagai perjalanan....
rasakan detak bumi dengan jejak kaki yang terhentak
Ada pengharapan atas esok yang lebih baik,
Ada ketakutan atas kemalangan yang menghadang,
Ada kegalauan jika kematian bersegera datang....
Dan perjalanan kita bisa saja lalu sesat,
dalam rimbunnya rimba kepentingan,
dalam carut marutnya intrik kedengkian...
Dan menunggu memang menyakitkan,
serupa duduk di kursi pesakitan,
sementara detak jarum jam begitu perlahan,
permainkan degub jantung kita....
Pengembaraan kita, adalah nada
rangkaian dari irama telapak kaki yang menghentak bumi,
juga angin yang mengiris helaian rambut mimpi....
Jika lelah datang menggoyah langkah,
bersegeralah mencari cinta untuk teman beristirah.
Cintailah sesaat demi sesaat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Jika lelah datang menggoyah langkah,
BalasHapusbersegeralah mencari cinta untuk teman beristirah.
kalimat ini ditujukan kepada para jomblo kayaknya.. hahahhaha
haha... yang gak jomblo ya cinta yang dirumah. Nyarinya segera pulang. hehehe
BalasHapus