angin laut menderu, seperti dahulu
seperti gelora dalam dada dahulu
ketika kita berlarian
seakan mentari senja mengejar
padahal kita-lah yang berlarian menuju mentari
seperti tawa kita yang dahulu
seperti kekecewaan itu
seperti angan-angan yang dengan enggan terbangun
dahulu
namun tetap saja
waktu mengubah sekarang menjadi lampau
mimpi menjadi kenangan
seperti kita dan ombak dahulu
seakan hari ini, jadi ombak dan kita,
dan anak-anak kita
tentu saja berbeda
dan sungguh, itu adalah peran waktu
juga cinta,
juga tadkhiah
yang lahir jadi pondasi hari
hingga berlalu-lah gelora-gelombang itu
dan riak-riak itu adalah cemeti
bergoyang hantam karang
namun tetap saja
cinta
atas nama cinta
segala berawal
segala diakhiri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya buku "percakapan tentang rindu dan waktu" tiba di rumah, siap dikirim buat teman-teman yang sudah pra pesan. Seneng rasan...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
"Pagi gelap, seakan matahari telat terbit padahal ia hanya sembunyi di balik mendung; walau gelap, orang2 tetap bergerak cepat, jd inga...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar