Minggu, 20 Juli 2008

PANTAI KITA, PANTAI WAKTU

angin laut menderu, seperti dahulu
seperti gelora dalam dada dahulu
ketika kita berlarian
seakan mentari senja mengejar
padahal kita-lah yang berlarian menuju mentari

seperti tawa kita yang dahulu
seperti kekecewaan itu
seperti angan-angan yang dengan enggan terbangun
dahulu
namun tetap saja
waktu mengubah sekarang menjadi lampau
mimpi menjadi kenangan

seperti kita dan ombak dahulu
seakan hari ini, jadi ombak dan kita,
dan anak-anak kita
tentu saja berbeda
dan sungguh, itu adalah peran waktu
juga cinta,
juga tadkhiah
yang lahir jadi pondasi hari
hingga berlalu-lah gelora-gelombang itu
dan riak-riak itu adalah cemeti
bergoyang hantam karang
namun tetap saja
cinta
atas nama cinta
segala berawal
segala diakhiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...