Senin, 22 Mei 2017

1999-2017

Begitu banyak waktu telah kita habiskan bersama. Namun sebanyak apa pun, aku masih merasa kurang. Karena aku lelaki manja, sebisa mungkin pilihan yang ku ambil adalah tak jauh dirimu.

Memang harus aku akui, walau tak jauh, aku sering juga terlihat terlalu asyik dengan duniaku, tanpamu. Tapi tak lama aku akan kembali kehausan. Karena bersamamu itu perigi, penyembuh dahaga hati. Seringkali ini menjadi bebanmu, karena dalam istirah itu, aku justru menjadi menyebalkan. Melepas luka lelah itu tak mudah. Maafkan aku.

Saat kau letih olehku, aku sedih. Karena kau rehatku, sementara aku justru menjadi bebanmu. Aku malu, tak pernah cukup baik untukmu.

Mungkin ini justru berkah, saat terbuka ruang yang luas untuk terus berusaha. Bukankah yang dinilai itu adalah usahanya? Sehingga ladang kumpulkan nilai itu lebih banyak tersedia untuk aku punguti.

Aku selalu berharap, kau mau bersabar. Beri waktu untuk terus berbenah. Dan pintaku jangan tunggu aku selesai berbenah baru kau bahagia... bahagialah sekarang juga. Bahagia dalam proses, bukan pada hasil.

Jakarta-Bekasi, 05/04/2017
Poetoe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...