Intronya adalah nada tentang mimpi
Lalu perlahan puisi lembut itu terdendangkan
Rangkaiannya adalah segenap rasa
Rindu yang terseret
Ketiadaan yang bukan karena jarak
Melainkan atmosfer saja yang tak mendukung
Dan segelas kopi seolah penawar
Karena jika ada kau tak lagi aku butuh kopi
Kau menggenapkan kehilangan yang kucari dari genangan hitam itu
Lalu interludenya adalah sepi yang tak dibuat - buat
Dengung saja penuhi birama
Hingga perlahan derap drum kembali terdengar
Dan chorus merobek sunyi....
Menggelepar dahaga rindu
Larut saja
Sampai birama terakhir itu memaksa senandung ini berakhir.
Tanpa nada yang perlahan memelan
Karena berhenti begitu saja
Begitu saja.
Poetoe / 6 Septemper 2015
Nyaris tengah malam.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar