Jumat, 06 Agustus 2010

negeri di genangan luka

ketika anak panah terlanjur terlepas, kita sesali dan salahkan si busur atau kita cepat lihat luka yang ditimbulkan anak panah itu dan bersegera mengobatinya......

biarlah anak panah itu ada yang mencabutnya
dan biarkan luka itu sembuh dg sendirinya...

tapi ngilu dan perih luka yang ditimbulkannya tak mudah pulih.... seperti derit mata kapak terseret merobek lantai kapal.... bagaimana sanggup menunggunya sembuh dengan sendirinya?

sebagaimana hidup di negeri ini, luka itu akan disembuhkan luka luka yg baru...

dan hidup di negeri luka itu... bertahan, nyeri dan geraham dikatupkan; menanti belatung2 itu datang, menghisap setiap perih yang tersisa dalam koreng jiwa...

Hanya sepotong bunga api yg mungkin saja bisa mengeringkan luka itu
dan bunga api bernama revolusi itu menyelimuti luka suka dan luka duka kita
ahoi...hari ini masih banyak yg mati

[ini adalah sajak yang lahir di facebook; percakapan antara aku dan bung Edhi Prayitno Ige]

2 komentar:

  1. luar biasa....ini yang namanya puisi berantai... jadi ingat dulu ada arisan berantai yang makan banyak korban......

    salam
    edhie prayitno ige (bukan inge tu!!!)

    BalasHapus
  2. haha, sori boss... aku revisi deh.. ige ya..

    BalasHapus

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...