Senin, 26 April 2010

untuk wanita terindah yang pernah aku kenal di muka bumi ini....

“dirimuh yang cantik; banget bahkan..”
“please deh...lebay.com”
“aku nggak kuat je, nyimpen pujian untuk mu”
“aku jd malu.. aku jg gak kuat mendengar pujianmu”
“hmm... maaf..”


dengan senyum manis itu,
bagai bidadari yang turun ke bumi
untung selendangnya dah aku simpan...
tak bisa lagi ia terbang...
aku simpan hatinya di rongga dada-ku
hingga degub jantungnya ikut terasa di setiap nafasku
setiap nafas.. aku sisakan sedikit dalam dada... berharap bisa berjumpa dengan detak hati sang bidadari....

“selendangnya tidak di simpan pun aku tidak akan terbang,krn aku bersyukur sekali punya suami yg baik dan penuh cinta”
“hmm...”
“pujian mungkin mengeyangkan, namun tetep tak sanggup cukupi nutrisi tubuh.. tetap saja perlu makan beneran”
“masa sih?? mentang2 dah sarapan bisa nasehatin.”.
“iye dong”
“gitu dong..:)”
“aku pingin sehat untukmu, biar lebih lama ada disampingmu”
“makasih sayang...”

“biar bisa lebih lama menatap mata indah itu”
“melambung niy...kayaknya butuh pegangan yg kuat biar bisa menahan diri ini tidak terbang”


jangan terbang...
kasihan mentari...
dia kalah indah..
matahari, awan (yang begitu aku kagumi itu..) tenggelam dalam senyummu....

dan riak ombak yang begitu sering menginspirasiku itu..
tak sanggup saingi genangan matamu;

melalui kornea mata itu... aku berharap menembus ke dalam-mu
menjadi bagian dari setiap yang kau fikir...
lalu terus ke dalam,
menghujam dalam rongga dadamu
berendam dalam hatimu
menjadi bagian dari setiap rasa
menjadi bagian dari setiap kebaikan yang kau niatkan
menjadi bagian dari setiap mimpimu

“maaf ya,aku tidak bisa berkata2 seindah dirimu”
“tidak perlu.. sekedar bayanganmu pun sudah lebih dari cukup”

1 komentar:

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...