Sabtu, 12 Desember 2009
tentang belajar dari "kesempitan"
"Hukum kapilarisasi air, dalam ruang sempit air justru bisa bergerak ke atas, mestinya dalam sempitnya kesempatan dan fasilitas, kita harus bisa menjadi lebih baik..."
Kalimat di atas, terfikir secara tiba-tiba sejenak setelah sholat dhuhur tadi siang. Entah pemicunya apa. Bisa jadi terhubung dengan kajian bulanan hari Kamis kemaren di kantor, dijelaskan bahwa: "selalu ada hikmah, di balik suatu musibah" "Kenangan buruk itu lebih awet tersimpan di dalam otak kita, karena itu musibah biasanya akan menjadi ilmu yang lebih mudah tertanam dalam otak kita"; tinggal bagaimana kita mensikapinya, bisa saja kita lalu kesal dan menumbuhkan perasaan tidak terima dengan keadaan, mencaci maki "nasib"; namun bisa pula, kita lalu berbenah, dengan sigap mengambil pelajaran dari setiap kejadian......
Kalimat tentang hukum kapilarisasi air di atas, lalu saya benamkan dalam "status" fb-ku, aku selamatkan dari virus lupa yang mungkin saja menyerangku nanti. Hingga akhirnya mendapat banyak respon positif dari teman-teman. Jadi lebih percaya diri, untuk menjelaskan secara lebih detil di blog ini. Semoga saja, suatu hari nanti... dapat aku jelaskan secara lebih komprehensif.
Matur nuwun, mas Andang... koment-mas di status-ku yang mendorong aku untuk mengkaji lebih dalam kalimat di atas.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya buku "percakapan tentang rindu dan waktu" tiba di rumah, siap dikirim buat teman-teman yang sudah pra pesan. Seneng rasan...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
"Pagi gelap, seakan matahari telat terbit padahal ia hanya sembunyi di balik mendung; walau gelap, orang2 tetap bergerak cepat, jd inga...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar