Kamis, 22 Januari 2009

HIJRAH

atas bukti kerelaan
perjalanan ini mesti dituntaskan
walau pedang terhunus menghalangi
walau badai gurun menampar hati

karena sungguh,
atas bukti ketaatan
bahaya jadi biasa
pedih perih jadi tak terasa

bukan karena takut akan ancaman
perjalanan ini dijalani
hanya bukti ketundukan atas ketetapan
Sang pemegang kendali hidup
Sang penguasa hati

hingga madinah menyambut gempita
gelora juang kembali membara
dalam hati nabi
dalam hati kita

api hijrah tak pernah usai
selalu ada dalam jiwa
sebagai kerelaan hati untuk berbenah
kapan-pun, di mana-pun

(Puisi lama, aku tulis atas pesanan teh Hilda untuk dibacakan oleh anak-anak Salwa dalam satu acara yang entah itu apa..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...