selalu saja
yang tersisa adalah lelah
berbincang yang terlihat sederhana itu
ternyata menghisap banyak energi
seperti banyak kata yang terucap
lalu terbang menempel di dinding
kelak di hari itu
mereka akan menuntutku
menghakimiku, menuntut bukti
juga bertanya:
berapa yang terluka karena
kata itu
berapa yang pula terkapar mati
Agh
rehatku
ialah mendangak ke atas
menatap awan yang menggelap
dan kesedihan itu seperti listrik
melewati tubuh
hingga ke rongga hati
lahirlah kesedihan yang teramat dalam
menyalakan api sekam jiwa
seperti air terdidih
perlahan air mata tumpah
Halte Pancoran Tugu, 11012018
Poetoe
Kamis, 11 Januari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
kau lihatlah dari sini, dari sisi langit agar luas bumi tersekap utuh di retina mata dan tak lagi ada masalah sulit hanya tersisa remah r...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar