terasalah bahwa marah itu api, setelah marah, gemuruh dada serupa air mendidih.
terasalah kedengkian itu duri, saat dengki hati ini tertusuk perih juga pedih.
terasalah ambisi ini bara yang panasnya mampu lupakan mana benar mana salah mana dholim mana adil.
masih mau kau turuti hati yang seperti itu?
tak takut musnah kau sebelum lebur dalam neraka nanti?
Bekasi, 22012018
Poetoe
Selasa, 23 Januari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
kau lihatlah dari sini, dari sisi langit agar luas bumi tersekap utuh di retina mata dan tak lagi ada masalah sulit hanya tersisa remah r...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar