mencintaimu itu seperti perjalanan, pada satu masa yang tak terdefinisi, seperti tak berkesudahan
membacaimu sepanjang waktu, dan setiap langkah adalah penghubung antara keingintahuan dan kekaguman oleh pesonamu
garis wajahmu itu adalah deretan huruf, berbaris membangun makna, menggumpalkan sebait arti, sayang
bagaimana tidak jika setiap pagi senyum itu yang mula penuhi retina mataku?
bagaimana tidak jika sesap rasa lezat yang kukecap setiap pagi itu adalah buah karyamu?
dan genggam tanganmu adalah teman kita untuk menghadapi matahari saat ia malu malu mengintip di balik awan di langit pagi
dan saat hari beranjak terang, aku bergumam pinta doa dengan nafas tenang, perkenankan aku nikmati hari bersama ini, lama
aamiin.
Bekasi, 18012018
Poetoe
Rabu, 17 Januari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
kau lihatlah dari sini, dari sisi langit agar luas bumi tersekap utuh di retina mata dan tak lagi ada masalah sulit hanya tersisa remah r...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar