Saat menoleh ke belakang,
rimbun ilalang kenangan menghadang
tak ada kamu
hanya sepi
Dan kemarin itu serupa ruang lama
perabot tua berdebu
ada ngelangut yang getas
tak menduga telah sepanjang ini perjalanan
bekal memang masih
tapi lelah menggigit betis.
Terduduk aku di kursi taman.
Kau ada di hari ini dan nanti,
tapi kesinilah, temani aku
bermainlah kita sejenak di rimba lama
ruang ingatan yang sama
mungkin kau akan bosan,
tapi duduklah sebentar saja
biar kau paham bagaimana aku isi lalu-ku dulu,
sebelum kau diciptakan ada untukku.
Dan kopi aku aduk perlahan bersama masa lalu, yang telah dikemas dalam sachet 2.000an.
Cawang, 01/11/2017
Poetoe.
Selasa, 31 Oktober 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
rantai langkah gontai kata memaknai detik dengan arti mata menangkap singkap rahasia jelang mati sejak lahir berani ada dalam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar