Hujan menabur kesejukan yang ranum
Kedamaian mendorong dengki keluar dari ruang hati
Aku enggan bertengkar lagi
dengan teori yang semakin angkuh
Mencibir ketundukan
menyebutnya pengecut
meremehkan tulus
menganggapnya pecundang
Abaikan aku
Biarkan tarianku di bawah hujan ini
Yang mampu mengisi senja
Hingga malam
Dan rebahlah jasad
Di tanah basah
Aroma rumput
Menyeruak penuhi rongga otak
Aku membutuhkanmu.
Tugu Pancoran, 23 Oktober 2017
Poetoe
Selasa, 31 Oktober 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
rantai langkah gontai kata memaknai detik dengan arti mata menangkap singkap rahasia jelang mati sejak lahir berani ada dalam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar