Mungkin karena usia, aku menjadi lebih serius menikmati setiap rasa
sakit dalam tubuh. Seperti nyeri dalam lambung, kesemutan di kaki yang
seperti riak gelombang, menampar nampar lembut. Atau sakit kepala yang
terlahir karena nahan kantuk, denyut kepala yang kadang perih namun
indah sebagai komposisi hari.
Di bis, penuh, tak ada kursi kosong, aku putuskan duduk di lantai. Nikmati kelelahan kaki menahan tubuh aku pindahkan ke panasnya pantat nikmati deru mesin dan kesemutan pada kakiku yang terlipat lama.
Kombinasinya menjadi semakin menarik, karena dalam duduk di lantai itu aku jadi sempat membaca. Jadi nutrisi sel sel kelabu benakku tercukupi.
Ups... Semakin banyak penumpang berdesakan berdiri di sekitarku, sampai ada uang dua ribuan jatuh mengenaiku. Sudah aku putuskan kembali berdiri.
Selamat pagi. Bernas pagiku.
Alhamdulillah....
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Kamis, 29 September 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar