Aku nemu puisi lama... zaman masih bujangan.
Daripada mati, lalu dunia mentertawakannya....
aku pilih hidup. Walau entah....
aku harus mengemis padamu
lewat iba atau paksa.
Aku tertawa.
Dan dunia mengadu,
berkeluh pada waktu, dan meminta padanya agar cepat-cepat pilih aku untuk disantap.
Dan aku tertawa!
Tetap tertawa.
Tertawakan hidup
Tertawakan dunia yang mengerang, enggan aku keloni.
Indonesia, Oktober 1998
Rabu, 08 April 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
BAB 1 CAHAYA (Hari ke-1) Kebenaran sebagai Aksioma, Kebenaran seperti a ksioma, merupakan sebuah pernyataan yang sudah pasti kebenaran...
-
Belajar beberapa hal di beberapa hari ini. Tentang perencanaan yang matang atas segala sesuatu, bahkan gerak hati. Hehe.. aneh memang, gerak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar