Jika aku larutan, mungkin kini keruh karena lama tak aku endapkan. Lama tak menepi dalam sepi atau padamkan api. Belakangan ini justru terlalu sering mengaduk aduk diri.
Mengendapkan itu nyaman saat tenang. Saat bersunyi dari banyak bunyi. Biar saja jika lalu daun telinga hanya penuh oleh dengung.
Mungkin ini kibaran handuk kalah pertandingan tinju. Kalah karena aku tak sanggup temukan dimensi lain yang bisa aku nyaman selain dimensi kata kata. Aku malu. Terlalu banyak ketidakberdayaanku, termasuk hanya untuk meyakinkan tentang apa manfaat secangkir kopi pun aku gagal.
Ya sudahlah.
Aku butuh air mata malam ini. Iya. Air mata.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Rabu, 08 April 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar