Selasa, 04 Desember 2012

Parangkata



Lalu kata atau parang tak jauh beda
Terayun saja membelah jiwa
Berdalih kesadaran menginjak injak nyata dengan duga
Mati saja masih lebih beruntung, dari tersanyat ngilu….
Memanjang di koridor jiwa

Rebahlah saja
Dan rerumputan menghutan
Embun terhirup
Asap, dan teriakan-teriakan anjing
Menguasai segenap sejarah
Jika pedang di tangan, maka pendekar selalu saja merasa lebih kuasa
Menebas ke sisi mana pun
Seolah tak tersisa hak hidup atas lawan
Yang Nampak lawan hanyalah seoonggok daging di kios daging
Yang memang pantas dipotong-potong

Jika kau merayap di rerumputan.
Maka rasakan bumi memelukmu
Dan angin lebih lembut membelai
Biarkan saja
Saat ada yang meludahi
Karena kenyataan indahnya dunia di bawah sana teramat sangat…..
Tak sepadan dengan kehinaan yang mereka tuangkan
Merayaplah saja
Merayaplah terus
Cacing tanah adalah merdeka
Jikapun akhirnya … ada roda yang melindas tubuh
Itu hanya masalah nyawa
Meregang sesaat, toh saat mati selesailah sudah
Maka, jangan ragu, merayaplah saja
Hirup sebanyak mungkin kenangan
Penuhi dada dengannya
Ia menjadi energi dahsyat
Dan kerikil yang meluka seluruh tubuh
Adalah iringan music perih
Jika tak dinikmati, maka sedih sekali komposisi ini..
…….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...