Selasa, 11 Desember 2012

Belajar Politik

Membaca berita politik belakangan ini terbaca begitu banyak masalah, tumpang tindih. Dan yang menyedihkan adalah jarak antara rakyat dan penguasa yang demikian jauh, kami menyebutnya jurang ketidakpercayaan. Berawal dari jurang ini segala kerusuhan dimulai; demo, korup, penggusuran, laporan dusta, dsb.

Dan yang dapat menghubungkan jurang ketidakpercayaan itu adalah komunikasi yang efektif antara penguasa dan rakyat. Penguasa yang welas asih dan penuh perhatian terhadap kepentingan rakyat, dan rakyat yang penuh prasangka baik terhadap penguasa. "Tsiqoh mutabadilah"  

Dan ketulusan adalah pondasi penting dalam kepemimpinan, tanpa itu ia hanya topeng tanpa nyawa. Semestinya partai politik membangun sistem yang mampu memelihara ketulusan itu tetap ada dalam hati para kadernya saat mereka memimpin. 

Ketulusan memang tak terbaca secara dhahir, namun tanda-tandanya ada. Seperti saat dalam bis kota sesak penumpang, dan ada percikan api di dalamnya, apa yang dia lakukan? Apakah ia sibuk menyelamatkan yang lemah, atau sibuk selamatkan diri? Juga saat hujan deras dan rawan banjir, apakah ia tertidur pulas atau resah khawatirkan tetangganya yang mungkin kena banjir?

Entahlah.....   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Akhirnya bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku yang ke-24, terbit buku kumpulan puisiku yang keempat, berjudul "Masalah Tak Perna...