Budaya instan sepertinya sudah merasuki di hampir semua sisi hidup kita. Dari makanan instan, kebahagiaan instan, kaya instan, karya instan, termasuk membangun performance.... Idealnya performance itu lahir dari kapasitas diri yang memang memadai. Kini justru terbalik, Perfomance dimanipulasi untuk menutupi kekurangan dalam kapasitas diri. Pura-pura berubah menjadi strategi marketing, dusta menjadi samar dalam kemasan basa basi.
Bahkan para politikus terbawa latah budaya "facebook", menjadi narsis dalam spanduk-spanduk, juga dalam iklan-iklan di media. Berebutan jabatan dengan dalih panggilan tugas.
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Bisa Jadi Prolog
"Jika benar kau pemerhati hal-hal sederhana, maka apa yang paling tercatat di mula pertemuan kita dulu?" Mungkin jawabannya adalah...
.jpg)
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
Bang,coba ntar pas mudik itungin baliho atow papan di pinggir jalan yg nampangin poto2 orang alay itu..
BalasHapuspasti jari jemari kita gak akan cukup...
haha... betul, sampai jari kaki aku pakai.. masih gak cukup. Semoga bangsa ini lekas "dewasa"...
BalasHapus