Ramadhan tahun ini, aku menyengaja belajar lebih serius tentang Sirah Nabawiayah. Ada beberapa buku sejarah hidup Nabi yang memang paksa untuk aku kunyah pelan-pelan. Paling tidak ada 4 perang yang aku berikan catatan khusus:
1. Perang Badar, perang yang terjadi di tahun 2 Hijriyah; Al-Qur'an banyak bercerita tentang perang ini di Surah Al-Anfaal. Indah betul... dan dari kejadian-kejadian di perang ini, aku belajar tentang "Iman". Adalah kisah tentang kesiapan hati kita dalam menerima ketentuan Alloh; seperti kesiapan kaum muslimin saat itu yang berharap bertemu dengan kabilah dagang Abu Sofyan, ternyata justru ketemu dengan pasukan siap perang yang dipimpin Abu Jahal. Jumlah pasukan jauh lebih banyak, banyak yang mengira kaum muslimin tidak akan menang, namun yang terjadi justru sebaliknya. Kekuatan Iman lah yang memotivasi mereka untuk bertempur sepenuh hati.
2. Perang Uhud, adalah perang yang terjadi sebagai balasan kekalahan kaum Kafir Quraisy; dan dari perang ini aku belajar tentang "keikhlashan". Bagaimana akhirnya pasukan panah yang ditempatkan di bukit "ainaini" itu tergoda ikut turun untuk mengambil harta rampasan perang, dan ini dimanfaatkan oleh pasukan kafir untuk menyerang kaum muslimin. Karena ketidaktaatan ini, banyak pasukan muslim yang syahid. Bahkan Rosululloh pun nyaris terbunuh.
3. Perang Ahzab, atau perang Khandaq.. ini pelajaran tentang "Mimpi". Setelah mendengar informasi bahwa ada pasukan raksasa dari berbagai suku hendak menyerang Madinah, Rosululloh mengatur strategi; dan atas usulan Salman Al-Farisi dibuatlah parit di sekitar Madinah. Hanya dalam waktu tidak lebih dari satu pekan, parit itu harus dibuat. Banyak kejadian yang dramatis dalam proses pembuatan parit itu, konon diceritakan percikan api dari batu yang dipecahkan Rosululloh itu memiliki makna ekspansi dakwah Islam akan sampai ke persia dan romawi. Dan akhirnya memang terwujud dalam penaklukan Persia dan berhasil memukul mundur pasukan Romawi, di masa Khalifatur Rasyidin sepeninggal Rosululloh SAW. Ini menunjukkan pentingnya mimpi dalam isi kepala kita. Di saat ketakutan menghadapi Pasukan Multi nasional itu, Rosululloh justru memberikan mimpi kemenangan yang lebih besar. Seakan-akan Rosululloh ingin menjelaskan bahwa jangankan hanya Pasukan Kafir Qurais dari Makah, negara Persia atau pun Romawi [negara adi jaya di masanya] pun akan dapat kita kalahkan. hmm, motivasi yang luar biasa.
4. Perang Tabuk, [ekspedisi tabuk], darinya aku belajar tentang "totalitas". Karena Ekspedisi Tabuk ini membutuhkan kesiapan yang luar biasa, perjalanannya panjang dan melelahkan. Untuk melindungi umat Islam di Madinah, Muhammad SAW memutuskan untuk melakukan aksi preventif, dan menyiapkan pasukan. Hal ini disulitkan dengan adanya kelaparan di tanah Arab dan kurangnya kas umat Muslimin. Namun, Muhammad SAW berhasil mengumpulkan pasukan yang terdiri dari 30.000 orang, jumlah pasukan terbanyak yang pernah dimiliki umat Islam. Dengan dibumbui sepenggal kisah tentang ketundukan tiga Sahabat yang tertinggal dalam ekspedisi tersebut, dan mereka siap menerima sanksi dari Rosululloh SAW atas kelalaiannya itu [Ka’ab bin Malik, Hilal bin Umayyah, dan Murarah bin Rabi’-]; indahnya kehidupan mereka....
Wallohu a'alam...
karena kata adalah awal dunia; butuh ruang untuk memelihara "kata" sejak ada di "pikiran", "lisan", bahkan "tulisan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku MADILOG, Materialisme, Dialektika dan Logika adalah buku karya Tan Malaka yang kaya. Berisi banyak pengetahuan. Tak kebayang buku ini...
-
Menjadi orang baik itu sederhana: Jangan marah. Jangan sakiti orang lain, buat orang di sekitar kita bahagia. Perbanyak menolong orang,...
-
Pertama menukil dari surat Kartini, tanggal 15 Agustus 1902, kepada Estelle Zeehandelaar: " Kami berhak untuk tidak menjadi bodoh.. ...
-
Mau tahu seperti apa siang ini menyapa? Ia dan matahari tenang, angin sopan membelai, dan aroma tanah basah harum menyeruak ke pangkal hidun...
agak gondrong nih.........
BalasHapushahaha... penampilan favoritku sebenarnya ini, mas.,..
BalasHapus